Bocoran Baru! Provinsi Kaya Nikel Ini Bakal Pusat Pabrik Baterai RI

Foto: Proyek Huafei HPAL Indonesia Weda Bay Industrial Park, Pulau Halmahera, Maluku Utara, Indonesia. (Gallety Huayou)

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, membeberkan nikel yang diproduksi dari wilayah Maluku Utara memiliki kualitas terbaik di dunia.

Menurut Sherly, nikel kualitas tinggi tersebut memiliki sifat stabil saat diproduksi pada industri turunannya, salah satunya untuk industri baterai kendaraan listrik.

"Saya bisa katakan bahwa nikel di Maluku Utara adalah salah satu yang terbaik di dunia. Mengapa? Karena memiliki kualitas bijih yang tinggi. Memiliki saprolit dan limonit berkualitas tinggi. Dan juga stabil dalam pembuatan kimia," jelas Sherly dalam acara Indonesia Critical Minerals Convex, Jakarta, Kamis (3/6/2025).

Menurutnya, Maluku Utara tidak hanya bisa menjadi penghasil nikel terbesar di Indonesia, melainkan, Maluku Utara diproyeksikan menjadi lokasi produksi baterai kendaraan listrik skala besar.

"Maluku Utara akan menjadi rumah bagi satu-satunya produsen skala besar nikel sulfat kelas baterai di Indonesia. Kami merencanakan ekspansi untuk memproduksi bahan baterai di hulu," tambahnya.

Pihaknya juga saat ini tengah menata industrialisasi nikel di Maluku Utara, untuk berperan dalam produksi nikel dengan berkelanjutan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Sherly mengungkapkan, Maluku Utara memiliki peran dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Sehingga industri di sektor ini bisa berkembang, dan meningkatkan perekonomian masyarakat Maluku.

"Kami bisa mencapainya melalui pembangunan sosial ekonomi, menciptakan industri hijau dan pendidikan, dan kami juga harus menciptakan pemerintahan yang tidak memihak. Pada akhirnya, kami bisa memiliki pemerintahan yang adil secara sosial dan damai. Karena pada akhirnya, semua pertumbuhan ekonomi ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Maluku Utara," tandasnya.

Sebelumnya Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengatakan Maluku Utara menjadi contoh sukses dalam menjalankan program hilirisasi. Sebelumnya wilayah ini hanya mengekspor bahan mentah berupa bijih nikel, namun berkat hilirisasi, kini memproduksi nikel dan kobalt, dua bahan penting untuk baterai kendaraan listrik.

Ia pun mencatat, pada periode Januari hingga September 2024, aliran investasi yang masuk dalam rangka program hilirisasi di Maluku Utara mencapai Rp 55 triliun. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara menjadi yang tertinggi di dunia, mencapai 20,49% pada 2023.

"Jadi kalau tahun 2022 itu justru lebih tinggi lagi sekitar 24% lebih, ya tentu ini merupakan suatu dampak dari program hilirisasi," kata dia dalam peresmian 14 Penyalur BBM Satu Harga untuk klaster Maluku di Ternate Maluku Utara, Rabu (30/10/2024).

Oleh sebab itu, Yuliot mengharapkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari sisi pelaku usaha untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan hilirisasi. Sebab, kebijakan pemerintah yakni setiap investasi yang masuk harus melibatkan pelaku usaha yang ada di daerah.

"Jadi jangan itu hanya yang besar masuk tanpa keterlibatan pelaku usaha di daerah yang akan menjawabkan semakin timpangnya kondisi ekonomi yang ada di daerah," kata dia.